IDIALIS & SOSIALIS By Bang Nas
Sikap idaials yang melekat pada setiap orang memiliki karekter yang berbeda-beda, sikap idialis merupakan keperibadian yang melekat yang tidak dapat dipisahkan dari keperibadian seseorang, salat satu sumber menuliskan Wikipedia Idealis adalah suatu penyebutan terhadap seseorang yang memiliki idealisme. Seseorang yang idealis mengandalkan pemahaman pada visi yang jelas.Ia juga bersikap seperti itu, karena memiliki keyakinan yang kokoh atas persoalan yang sedang ditangani atau yang akan ditanamkan pengaruhnya. Dengan landasan sikap seperti itu, seseorang yang idealis sering menjadi tidak dapat mengendalikan komitmen atas masalah atau gagasan bersama kerena sudah tercampur dengan keyakinannya sendiri.Seorang idealis juga memiliki suatu pengaruh positif, karena ia dapat memperlihatkan antusiasme dan keyakinan penuh melalui keterlibatan secara emosional atas visi yang sedang dituju dan seringkali mendorong orang lain untuk mencapai visi itu bersama. Menurut Henry Ford pengaruh positif lain dari seorang idealis adalah orang yang membantu orang lain untuk menjadi makmur. dalam kamus besar bahasa indonesia (KBBI) menyebutkan bahwa sikap idialis merupakan bagian dari aliran yang mementingkan khayalan atau pantasi untuk menunjukan keindahan ataupn kesampurnaan maskipun tidak sesuai dengan keadaan.
Dalam jurnal http://staffnew.uny.ac.id menyebtkan bahwa Kata idealis dalam filsafat mempunyai arti yang sangat berbeda dari
artinya dalam bahasa sehari-hari. Secara umum kata idealis berarti: (1) seorang
yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika dan agama serta
menghayatinya; (2) orang yang dapat melukiskan dan menganjurkan suatu
rencana atau program yang belum ada. Tiap pembaharu sosial adalah seorang
idealis dalam arti kedua ini, karena ia menyokong sesuatu yang belum ada.
Mereka yang berusaha mencapai perdamaian yang abadi atau memusnahkan
kemiskinan juga dapat dinamakan idealis dalam arti ini. Kata idealis dapat dipakai
sebagai pujian atau olok-olok. Seorang yang memperjuangkan tujuan-tujuan yang
dipandang orang lain tidak mungkin dicapai, atau seorang yang menganggap sepi
fakta-fakta dan kondisi-kondisi suatu situasi, sering dinamakan idealis. Dalam pengertian ilmu filsafat mengatakan idealisme ditentukan lebih banyak oleh arti biasa dari
kata ide daripada kata ideal. W.F. Hocking, seorang idealis mengatakan bahwa
kata-kata idea-isme adalah lebih tepat dari pada idealisme. Dengan ringkas
idealisme mengatakan bahwa realitas terdiri atas ide-ide, fikiran-fikiran,
akal (mind) atau jiwa (selves) dan bukan benda material dan kekuatan.
Idealisme menekankan mind seagai hal yang lebih dahulu daripada materi.
Idealisme adalah suatu pandangan dunia atau metafisik yang
mengatakan bahwa realitas dasar terdiri atas, atau sangat erat hubungannya
dengan ide, fikiran atau jiwa. Dunia mempunyai arti yang berlainan dari apa
yang tampak pada permukannya. Dunia difahami dan ditafsirkan oleh
penyelidikan tentang hukum-hukum fikiran dan kesadaran, dan tidak hanya oleh
metoda ilmu obyektif semata-mata. idealisme ini kadang-kadang dinamakan mentalisme atau
fenomenal-isme. Jenis ini sangat tidak dapat dipertahankan, karena paling banyak
mendapat tantangan. Seorang idealis subyektif berpendirian bahwa akal, jiwa
dan persepsi-persepsinya atau ide-idenya merupakan segala yang ada.
Obyek pengalaman bukan benda material, obyek pengalaman adalah
peersepsi. Benda-benda seperti bangunan dan pohon-pohonan itu ada, tetapi
hanya ada dalam akal yang mempersepsikannya. Seorang idealis subyektif tidak mengingkari adanya apa yang dinamakan
alam yang riil. Permasalahannya adalah bukan pada adanya benda-benda itu, akan
tetapi bagaimana alam itu diinterpretasikan. Alam tidak berdiri sendiri, bebas
dari orang yang mengetahuinya. Bahwa dunia luar itu ada menurut seorang
idealis subyektif, mempunyai arti yang sangat khusus, yakni bahwa kata ada
dipakai dalam arti yang sangat berlainan dari arti yang biasa dipakai. Bagi seorang
idealis subyektif, apa yang ada adalah akal dan ide-idenya.
Idealisme subyektif diwakili oleh George Berkeley (1685-1753), seorang
filosof dari Irlandia. Ia lebih suka menamakan filsafatnya dengan
immaterialisme. Menurutnya, hanya akal dan ide-idenyalah yang ada. Ia
mengatakan bahwa ide itu ada dan ia dipersepsikan oleh suatu akal. Baginya,
ide adalah 'esse est perzipi' (ada berarti dipersepsikan). Tetapi akal itu sendiri
tidak perlu dipersepsikan agar dapat berada. Akal adalah yang melakukan
persepsi. Segala yang riil adalah akal yang sadar atau suatu persepsi atau ide yang
dimiliki oleh akal tersebut.
Abad
ke- 19 M. sebenarnya gagasan-gagasan idealisme telah diperkenalkan
oleh Plato jauh sebelum itu. Secara histoiis, idealisme telah diformulasi
dengan jelas dan diintrodusir oleh Plato pada abad ke-4 sebelum Masehi
(S.M). Dengan gagasan-gagasan dan pemikiran filosofis tersebut,
akhirnya Plato dijuluki dengan bapak idealisme.
Filsafat idealisme berkembang dengan pesat. Idealisme, dengan
penekanannya pada kebenaran yang tak berubah, mempunyai pengaruh kuat terhadap pernikiran kefilsafatan. Rusdi dalam Jurnal 2013 Vol. 13. No. 2 alam merupakan ekspresi dari pikiran, juga
mengatakan bahwa subtansi dari dunia ini adalah dari alam pikiran serta
berpandangan bahwa hal-hal yang bersifat materi dapat dijelaskan
melalui jiwa. George R. Knight dalam jurnal Rusdi menguiaikan bahwa idealisme
pada mulanya, adalah suatu penekanan pada realitas ide gagasan, pemikiran, akal pikir daripada suatu penekanan pada objek-objek dan
daya-daya materi. Plato hakekat segala
sesuatu tidak terletak pada yang bersifat materi atau bendawi, tetapi
sesuatu yang ada dibalik materi itu, yakni ide. lebih lanjut Plato berpendapat bahwa
kebenaran tidak dapat ditemukan dalam dunia nyata, sebab dunia nyata
ternyata tidak permanen dan selalu mengalami perubahan. Artinya
bahwa dunia materi bukanlah dunia yang sebenarnya, tetapi hal itu
merupakan analogi atau ilusi semata yang dihasilkan oleh panca indera idealisme terletak pada
metafisika mereka. Ketika idealisme menekankan realitas dunia ide dan
akal pikiran dan jiwa, maka dapat diketahui bahwa teori mengetahui
(epistemologi)nya pada dasarnya adalah suatu penjelajahan secara mental
mencerap ide-ide, gagasan dan konsep-konsep. Dalam pandangannya,
mengetahui realitas tidaklah melalui sebuah pengalaman melihat,
mendengar atau meraba, tetapi lebih sebagai tindakan menguasai ide
sesuatu dan memeliharanya dalam akal pikiran.
Berdasarkan itu, maka dapat dipahami bahwa pengetahuan itu
tidak didasarkan pada sesuatu yang datang dari luar, tetapi pada sesuatu
yang telah diolah dalam ide dan pikiran. Berkaitan dengan ini Gerald
Gutek mengatakan ;
In idealism, the process of knowmg is that of recognition or remmisence of latent
ideas that are preformed and already present in the mind. By reminiscence, the
human mind may discover the ideas of the Macrocosmic Mind in one's own
thoughts ..... Thus, knowing is essentially a process of recognition, a recall and rethinking of ideas that are latently present in the mind. What is to be known
is already present in the mind. idealisme, kehidupan etik dapat direnungkan
sebagi suatu kehidupan yang dijalani dalam keharmonisan dengan alarm
(universe). Jika Diri Absolut dilihat dalam kacamata makrokosmos, maka
diri individu manusia dapat diidentifikasi sebagai suatu diri
mikrokosmos. Dalam kerangka itu, peran dari individual akan bisa
menjadi maksimal mungkin mirip dengan Diri Absolut. Jika Yang
Absolut dipandang sebagai hal yang paling akhir dan paling etis dari
segala sesuatu, atau sebagai Tuhan yang dirumuskan sebagai yang
sempurna sehingga sempurna pula dalam moral, maka lambang perilaku
etis penganut idealisme terletak pada "peniruan" Diri Absolut. Manusia
adalah bermoral jika ia selaras dengan Hukum Moral Universal yang
merupakan suatu ekspresi sifat dari Zat Absolut.
Kaum sosialis menyakini bahwa trasnformasi bisa dan harus dicapai melalui cara damai dan demokrasi. kekahatiran akan muncul apabila proses transisi akan mengalami kegagalan yang barang tentu akan memiliki landasan baru menuju cita-cita sosialisme dan tentunnya akan timbul bentuk pemerintahaan yang otoriter yang justru akan memberikan pelunag kepada pemerintah untuk memaksakan kekuasaan dan memungkinkan terbukanya peluang bagi kaum kapitalis untuk lebih leluasa dan dampak yang paliung serius adalah pecahnya suatu negara baru. Permasalahaan yang terjadi dalam masyarakat pada hampir seluruh negara di dunia ketiga bahkan pada negara-negara maju (eropa) seperti masalah ketimbangan ekonomi dan peningkatan jumlah pengangguran yang sebenarnaya menjadi perhatian pemerintah, bukan hanya jadi perhatian kaum sosialis. salah satu upaya dalam penyelesaian ini adalah berkaitan dengan sistem kekuasaan yang sedang berlangsung dan yang akan berlangsung (terjadi) oleh kerna itu negara-negara dunia ketiga berkerja keras dan mengupayakan untuk mengatasi permasalahan tersebut salah satu upaya yang dilakukan melalui perbaikan pada sistem kekuasaan dan perubahaan pada sistem didalam negara. banyak negara dunia ketiga mencoba untuk memodifikasi sistem-sistem kekuasaan dan pemerintahan negara-negara maju agar dapat disesuaikan dengan karakrteristik sosial budaya suatu negara, seperti konsep masyarakat madani yang mengharapkan keadilan, transparansi dan demokrasi menjadi bagian yang sangat pentik yang harus di perhatikan dan dilaksanakan oleh pemerintah.
Sikap Idialis jang sampai hanya bersipat spontan saat ada keinginan yang tinggi yang ingin dicapai dalam waktu yang sudah ditentukan kemudian sipat sisialnya muncul secara tiba-tiba (Spontan) dan hilang secara tiba-tiba. sikap yang ditunjukan sebagain dari manusia jika memiliki keinginan tiba-tiba muncul rasa simpati dan empati terhadap masyarakat dengan memberikan berbagai bentuk bantuan baik secara langsung dan tidak langsung, tetai bantuan itu tersimpan dalam diare yang diganti dengan jumlah yang lebih tinggi.
penomena sikap idialis dan sisoal saat ini muncul bertepatan dengan pasar politk, karna ada target yang ingin dicapai dalam waktu 5 bulan.
Sumber refrensi
1. www. wekipedia indonesia
2. KBBI
3. jurnal penelitian 2013 tentang sikap idialisme dan sosialisme
http://staffnew.uny.ac.id sikap idilisme
https://media.neliti.com/media/publications/243177-neo-sosialisme-antara-ideologi-dan-reali-3d26c99a.pdf
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment