Thursday, 31 January 2019

IDIALIS SOSIALIS "By Bang Nas"

                                                  IDIALIS & SOSIALIS By Bang Nas 
        Sikap idaials yang melekat pada setiap orang memiliki karekter yang berbeda-beda, sikap idialis merupakan keperibadian yang melekat yang tidak dapat dipisahkan dari keperibadian seseorang, salat satu sumber menuliskan Wikipedia Idealis adalah suatu penyebutan terhadap seseorang yang memiliki idealisme. Seseorang yang idealis mengandalkan pemahaman pada visi yang jelas.Ia juga bersikap seperti itu, karena memiliki keyakinan yang kokoh atas persoalan yang sedang ditangani atau yang akan ditanamkan pengaruhnya. Dengan landasan sikap seperti itu, seseorang yang idealis sering menjadi tidak dapat mengendalikan komitmen atas masalah atau gagasan bersama kerena sudah tercampur dengan keyakinannya sendiri.Seorang idealis juga memiliki suatu pengaruh positif, karena ia dapat memperlihatkan antusiasme dan keyakinan penuh melalui keterlibatan secara emosional atas visi yang sedang dituju dan seringkali mendorong orang lain untuk mencapai visi itu bersama. Menurut Henry Ford pengaruh positif lain dari seorang idealis adalah orang yang membantu orang lain untuk menjadi makmur. dalam kamus besar bahasa indonesia (KBBI) menyebutkan bahwa sikap idialis merupakan bagian dari aliran yang mementingkan khayalan atau pantasi untuk menunjukan keindahan ataupn kesampurnaan maskipun tidak sesuai dengan keadaan. 
         Dalam jurnal http://staffnew.uny.ac.id menyebtkan bahwa Kata idealis dalam filsafat mempunyai arti yang sangat berbeda dari artinya dalam bahasa sehari-hari. Secara umum kata idealis berarti: (1) seorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika dan agama serta menghayatinya; (2) orang yang dapat melukiskan dan menganjurkan suatu rencana atau program yang belum ada. Tiap pembaharu sosial adalah seorang idealis dalam arti kedua ini, karena ia menyokong sesuatu yang belum ada. Mereka yang berusaha mencapai perdamaian yang abadi atau memusnahkan kemiskinan juga dapat dinamakan idealis dalam arti ini. Kata idealis dapat dipakai sebagai pujian atau olok-olok. Seorang yang memperjuangkan tujuan-tujuan yang dipandang orang lain tidak mungkin dicapai, atau seorang yang menganggap sepi fakta-fakta dan kondisi-kondisi suatu situasi, sering dinamakan idealis. Dalam pengertian ilmu filsafat mengatakan idealisme ditentukan lebih banyak oleh arti biasa dari kata ide daripada kata ideal. W.F. Hocking, seorang idealis mengatakan bahwa kata-kata idea-isme adalah lebih tepat dari pada idealisme. Dengan ringkas idealisme mengatakan bahwa realitas terdiri atas ide-ide, fikiran-fikiran, akal (mind) atau jiwa (selves) dan bukan benda material dan kekuatan. Idealisme menekankan mind seagai hal yang lebih dahulu daripada materi.
       Idealisme adalah suatu pandangan dunia atau metafisik yang mengatakan bahwa realitas dasar terdiri atas, atau sangat erat hubungannya dengan ide, fikiran atau jiwa. Dunia mempunyai arti yang berlainan dari apa yang tampak pada permukannya. Dunia difahami dan ditafsirkan oleh penyelidikan tentang hukum-hukum fikiran dan kesadaran, dan tidak hanya oleh metoda ilmu obyektif semata-mata. idealisme ini kadang-kadang dinamakan mentalisme atau fenomenal-isme. Jenis ini sangat tidak dapat dipertahankan, karena paling banyak mendapat tantangan. Seorang idealis subyektif berpendirian bahwa akal, jiwa dan persepsi-persepsinya atau ide-idenya merupakan segala yang ada. Obyek pengalaman bukan benda material, obyek pengalaman adalah peersepsi. Benda-benda seperti bangunan dan pohon-pohonan itu ada, tetapi hanya ada dalam akal yang mempersepsikannya. Seorang idealis subyektif tidak mengingkari adanya apa yang dinamakan alam yang riil. Permasalahannya adalah bukan pada adanya benda-benda itu, akan tetapi bagaimana alam itu diinterpretasikan. Alam tidak berdiri sendiri, bebas dari orang yang mengetahuinya. Bahwa dunia luar itu ada menurut seorang idealis subyektif, mempunyai arti yang sangat khusus, yakni bahwa kata ada dipakai dalam arti yang sangat berlainan dari arti yang biasa dipakai. Bagi seorang idealis subyektif, apa yang ada adalah akal dan ide-idenya. Idealisme subyektif diwakili oleh George Berkeley (1685-1753), seorang filosof dari Irlandia. Ia lebih suka menamakan filsafatnya dengan immaterialisme. Menurutnya, hanya akal dan ide-idenyalah yang ada. Ia mengatakan bahwa ide itu ada dan ia dipersepsikan oleh suatu akal. Baginya, ide adalah 'esse est perzipi' (ada berarti dipersepsikan). Tetapi akal itu sendiri tidak perlu dipersepsikan agar dapat berada. Akal adalah yang melakukan persepsi. Segala yang riil adalah akal yang sadar atau suatu persepsi atau ide yang dimiliki oleh akal tersebut.
   Abad ke- 19 M. sebenarnya gagasan-gagasan idealisme telah diperkenalkan oleh Plato jauh sebelum itu. Secara histoiis, idealisme telah diformulasi dengan jelas dan diintrodusir oleh Plato pada abad ke-4 sebelum Masehi (S.M). Dengan gagasan-gagasan dan pemikiran filosofis tersebut, akhirnya Plato dijuluki dengan bapak idealisme. Filsafat idealisme berkembang dengan pesat. Idealisme, dengan penekanannya pada kebenaran yang tak berubah, mempunyai pengaruh kuat terhadap pernikiran kefilsafatan. Rusdi dalam Jurnal 2013 Vol. 13. No. 2 alam merupakan ekspresi dari pikiran, juga mengatakan bahwa subtansi dari dunia ini adalah dari alam pikiran serta berpandangan bahwa hal-hal yang bersifat materi dapat dijelaskan melalui jiwa. George R. Knight  dalam jurnal Rusdi menguiaikan bahwa idealisme pada mulanya, adalah suatu penekanan pada realitas ide gagasan, pemikiran, akal pikir daripada suatu penekanan pada objek-objek dan daya-daya materi. Plato hakekat segala sesuatu tidak terletak pada yang bersifat materi atau bendawi, tetapi sesuatu yang ada dibalik materi itu, yakni ide. lebih lanjut Plato berpendapat bahwa kebenaran tidak dapat ditemukan dalam dunia nyata, sebab dunia nyata ternyata tidak permanen dan selalu mengalami perubahan. Artinya bahwa dunia materi bukanlah dunia yang sebenarnya, tetapi hal itu merupakan analogi atau ilusi semata yang dihasilkan oleh panca indera idealisme terletak pada metafisika mereka. Ketika idealisme menekankan realitas dunia ide dan akal pikiran dan jiwa, maka dapat diketahui bahwa teori mengetahui (epistemologi)nya pada dasarnya adalah suatu penjelajahan secara mental mencerap ide-ide, gagasan dan konsep-konsep. Dalam pandangannya, mengetahui realitas tidaklah melalui sebuah pengalaman melihat, mendengar atau meraba, tetapi lebih sebagai tindakan menguasai ide sesuatu dan memeliharanya dalam akal pikiran. Berdasarkan itu, maka dapat dipahami bahwa pengetahuan itu tidak didasarkan pada sesuatu yang datang dari luar, tetapi pada sesuatu yang telah diolah dalam ide dan pikiran. Berkaitan dengan ini Gerald Gutek mengatakan ; In idealism, the process of knowmg is that of recognition or remmisence of latent ideas that are preformed and already present in the mind. By reminiscence, the human mind may discover the ideas of the Macrocosmic Mind in one's own thoughts ..... Thus, knowing is essentially a process of recognition, a recall and rethinking of ideas that are latently present in the mind. What is to be known is already present in the mind.  idealisme, kehidupan etik dapat direnungkan sebagi suatu kehidupan yang dijalani dalam keharmonisan dengan alarm (universe). Jika Diri Absolut dilihat dalam kacamata makrokosmos, maka diri individu manusia dapat diidentifikasi sebagai suatu diri mikrokosmos. Dalam kerangka itu, peran dari individual akan bisa menjadi maksimal mungkin mirip dengan Diri Absolut. Jika Yang Absolut dipandang sebagai hal yang paling akhir dan paling etis dari segala sesuatu, atau sebagai Tuhan yang dirumuskan sebagai yang sempurna sehingga sempurna pula dalam moral, maka lambang perilaku etis penganut idealisme terletak pada "peniruan" Diri Absolut. Manusia adalah bermoral jika ia selaras dengan Hukum Moral Universal yang merupakan suatu ekspresi sifat dari Zat Absolut.
    Kaum sosialis menyakini bahwa trasnformasi bisa dan harus dicapai  melalui cara damai dan demokrasi. kekahatiran akan muncul apabila proses transisi akan mengalami kegagalan yang barang tentu akan memiliki landasan baru menuju cita-cita sosialisme dan tentunnya akan timbul bentuk pemerintahaan yang otoriter yang justru akan memberikan pelunag kepada pemerintah untuk memaksakan kekuasaan dan memungkinkan terbukanya peluang bagi kaum kapitalis untuk lebih leluasa dan dampak yang paliung serius adalah pecahnya suatu negara baru. Permasalahaan yang terjadi dalam masyarakat pada hampir seluruh negara di dunia ketiga bahkan pada negara-negara maju (eropa) seperti masalah ketimbangan ekonomi dan peningkatan jumlah pengangguran yang sebenarnaya menjadi perhatian pemerintah, bukan hanya jadi perhatian kaum sosialis. salah satu upaya dalam penyelesaian ini adalah berkaitan dengan sistem kekuasaan yang sedang berlangsung dan yang akan berlangsung (terjadi) oleh kerna itu negara-negara dunia ketiga berkerja keras dan mengupayakan untuk mengatasi permasalahan tersebut salah satu upaya yang dilakukan melalui perbaikan pada sistem kekuasaan dan perubahaan pada sistem didalam negara. banyak negara dunia ketiga mencoba untuk memodifikasi sistem-sistem kekuasaan dan pemerintahan negara-negara maju agar dapat disesuaikan dengan karakrteristik sosial budaya suatu negara, seperti konsep masyarakat madani yang mengharapkan keadilan, transparansi dan demokrasi menjadi bagian yang sangat pentik yang harus di perhatikan dan dilaksanakan oleh pemerintah.
    Sikap Idialis jang sampai hanya bersipat spontan saat ada keinginan yang tinggi yang ingin dicapai dalam waktu yang sudah ditentukan kemudian sipat sisialnya muncul secara tiba-tiba (Spontan) dan hilang secara tiba-tiba. sikap yang ditunjukan sebagain dari manusia jika memiliki keinginan tiba-tiba muncul rasa simpati dan empati terhadap masyarakat dengan memberikan berbagai bentuk bantuan baik secara langsung dan tidak langsung, tetai bantuan itu tersimpan dalam diare yang diganti dengan jumlah yang lebih tinggi.
penomena sikap idialis dan sisoal saat ini muncul bertepatan dengan pasar politk, karna ada target yang ingin dicapai dalam waktu 5 bulan.
Sumber refrensi
1. www. wekipedia indonesia 
2. KBBI 
3. jurnal penelitian 2013 tentang sikap idialisme dan sosialisme
http://staffnew.uny.ac.id sikap idilisme 
https://media.neliti.com/media/publications/243177-neo-sosialisme-antara-ideologi-dan-reali-3d26c99a.pdf

No comments:

Post a Comment